/*Under Post -----------------------------*/ #underpost h2{ font-size:13px; font-weight:bold; color:#B8002E; border-bottom:2px solid #000000; padding-left:5px; } #underpost{ width:300px; } #underleft{ width:145px; /*lebar kolom kiri*/ float:left; margin:4px; } #underright{ width:145px; /*lebar kolom kanan*/ float:right; margin:4px; }
TukarLike.Com
Terimakasih

Sebagai tanda Penghormatan saya dan rasa Terimakasih yang sebesar - besarnya kepada Sobat - sobat semua yang telah mengituki , follow atau Join Blog saya maka saya menyajikan Kotak yang berisikan Link para Sobat - sobat semua yang bertujuan agar mempermudah atau mendekatkan antar sesama blogger. Tujuan lainnya juga agar kita bisa dengan mudah untuk saling mem Follow.... Terimakasih



Thursday, April 14, 2011

Rele Tegangan Lebih


Rele

Definisi

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
  1. koil         : lilitan dari relay
  2. common  : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)
  3. kontak    : terdiri dari NC dan NO

Tentang Relay

Membedakan NC dengan NO:
NC(Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
NO(Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan 2 cara, yakni:
  1. dengan cara melihat isi dalam relay tersebut
  2. dengan menggunakan multimeter (Ohm)

Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat dilakukan dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut pada bagian koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC-->NO atau NO-->NC, maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.


Hubungkan common dan NO jika menginginkan rangkaian ON ketika koil diberi tegangan.
Hubungkan common dan NC jika menginginkan rangkaian ON ketika koil tidak diberi tegangan.


Jenis-jenis Relay

  • SPST - Single Pole Single Throw.
  • SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2) koil, (1)common, (1)NC, (1)NO.
  • DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.
  • DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPDT.
  • QPDT - Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).

   Salah satu alat proteksi yang sangat dibutuhkan untuk mengamankan peralatan listrik ialah rele tegangan. Rele ini berfungsi untuk memantau tegangan dan akan memberikan sinyal melalui kontak-kontak keluarannya, jika tegangan yang dipantau lebih besar dari nilai maksimum atau lebih kecil dari nilai minimum yang diperkenankan. Rele ini umumnya bekerja secara elektronik dan rangkaian yang digunakan sangatlah sederhana, sehingga mudah untuk dipahami. Tulisan ini mencoba membahas suatu rangkaian rele tegangan yang sangat sederhana.

   Salah satu hal yang harus dihindari pada pengoperasian peralatan listrik ialah kelebihan tegangan (overvoltage) ataupun kekurangan tegangan (undervoltage). Kelebihan tegangan hampir dapat dipastikan akan merusak setiap peralatan listrik. Hal ini umumnya akan menyebabkan timbulnya panas yang belebihan sehingga dapat menyebabkan terbakarnya peralatan listrik tersebut. Sebaliknya, kekurangan tegangan belum tentu merusak peralatan listrik. Pada beberapa peralatan listrik seperti lampu pijar ataupun peralatan lain yang bersifat resistip, kekurangan tegangan tidak akan membahayakan peralatan tersebut. Tetapi bagi beberapa peralatan lain seperti motor induksi, kekurangan tegangan dapat menyebabkan faktor daya (cos-ϕ) yang terlalu rendah. Hal ini akan menyebabkan arus peralatan tersebut terlalu besar, sehingga menimbulkan panas yang berlebihan dan pada akhirnya akan merusak peralatan tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ini maka suatu panel distribusi tegangan rendah umumnya dilengkapi dengan rele tegangan yang berfungsi untuk memantau tegangan busbar. Jika nilai tegangan ini keluar dari batas-batas aman maka rele ini akan membuka pemutus CB utama sehingga catuan daya ke panel tersebut akan diputus. Selain rele tegangan panel ini juga dilengkapi dengan beberapa peralatan proteksi lain, seperti rele arus lebih (OCR), monitor fasa (RCP) dan lain sebagainya. Tulisan ini hanya membahas tentang rele tegangan.

2. Prinsip Kerja Dasar

    Rele tegangan elektronik umumnya mendeteksi besarnya tegangan melalui trafo tegangan atau yang lebih dikenal sebagai PT (potensial transformer). PT berfungsi untuk menurunkan tegangan yang masuk ke rele dan sekaligus mengisolasi rele dari tegangan rangkaian yang diukur. Masukan PT umumnya adalah 110V atau 220V sedangkan keluarannya adalah tegangan yang berkisar antara 12V hingga 24V, tergantung dari rangkaian yang digunakan. Tegangan keluaran PT ini selanjutnya dibandingkan dengan dua tegangan acuan, sebut saja VA untuk tegangan acuan atas dan VB untuk tegangan acuan bawah. Jika tegangan keluaran PT lebih besar dari VA maka rele keluaran pertama akan diaktipkan. Sebaliknya jika tegangan keluaran PT lebih kecil dari VB maka rele keluaran kedua yang akan diaktipkan
Untuk memudahkan proses perbandingan maka besaran yang dibandingkan adalah tegangan searah. Untuk itu maka tegangan keluaran PT harus terlebih dahulu diubah menjadi tegangan searah. Besarnya tegangan searah yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan tegangan acuan yang dapat diatur.
Agar dapat mengabaikan kelebihan atau kekurangan tegangan yang berlangsung sesaat (transient), maka rele tegangan biasanya dilengkapi dengan rangkaian tunda (delay) yang dapat menunda kerja kontak keluaran. Lamanya tundaan waktu dapat diatur, umumnya berkisar antara 0 hingga 10 detik.



3. Rangkaian Rele Tegangan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, rele tegangan lebih ini mendeteksi tegangan melalui suatu PT. Agar sesuai dengan alat-alat ukur lain yang terpasang pada panel generator maka tegangan masukan nominal dari rele tegangan umumnya adalah 110V atau 220V. Karena rele ini hanya membutuhkan daya yang kecil maka PT yang digunakan adalah PT yang berdaya sangat rendah, umumnya berkisar antara 2 sampai 5VA. Untuk menghemat biaya pembuatan maka seringkali PT yang sama digunakan juga sebagai sumber daya bagi rangkaian elektronik yang digunakan. Untuk itu digunakan PT dengan dua buah belitan sekunder yang terpisah. Rancangan yang dibahas menggunakan dua buah trafo yang terpisah. Dengan demikian diharapkan agar tegangan yang dipantau tidak dipengaruhi oleh pembebanan dari catudaya rangkaian elektronik.

3.1. Rangkaian masukan

      Tegangan masukan diturunkan sekaligus diisolasi oleh trafo T1 dan disearahkan oleh dioda D1 dan D2.
     Selanjutnya tegangan ini ditapis oleh kapasitor C1 untuk menghilangkan kerut (ripple). Besarnya tegangan jepit dari C1 adalah :
VC1 Vm – IDC / 4fC
dan Vm akar 2 x VSEK
dimana VSEK : tegangan sekunder trafo
IDC : arus beban
f : frekuensi jalajala
C : kapasitansi C1
adalah tegangan sekunder dari trafo T1.
Sebelum diteruskan ke rangkaian pembanding, tegangan ini disesuaikan oleh tahanan R1 dan R2 yang membentuk rangkaian pembagi tegangan reisitip. Besarnya tegangan yang diterima pembanding adalah :
VS = R2/R1+R2 . VC1

3.2. Rangkaian Pembanding Tegangan
  
    Sebagai pembanding tegangan digunakan opamp yang mempunyai faktor penguatan tegangan loop terbuka (AV) yang mendekati tak terhingga. Oleh karena itu jika tegangan pada masukan tak-membalik sedikit lebih tinggi dari tegangan pada masukan membaliknya maka keluaran pembanding akan jenuh tinggi dan bernilai mendekati nilai VCC (tegangan catuan). Sebaliknya jika tegangan pada masukan membalik sedikit lebih tinggi dari tegangan pada masukan tak-membaliknya maka keluaran pembanding akan jenuh rendah sehingga tega-ngannya mendekati nol.


Penguat A1 membandingkan tegangan VS yang dihubungkan ke masukan tak membaliknya (non-inverting input) dengan tegangan acuan VA yang dihubungkan ke masukan membaliknya (inverting input). Tegangan acuan VA adalah ambang tegangan maksimum yang diperkenankan.
Tegangan ini diperoleh dari kontak geser (wiper) potensiometer VR1. Jika VS > VA maka keluaran A1 akan jenuh positip sehingga tegangan keluaran A1 akan mendekati tegangan catu, yaitu 12VDC. Sebaliknya jika VS < VA maka keluaran A1 akan jenuh negatip sehingga tegangan keluarannya akan mendekati nol.
Penguat A2 membandingkan tegangan VS yang dihubungkan ke masukan membaliknya dengan tegangan acuan VB yang dihubungkan ke masukan tak membaliknya. Tegangan acuan VB adalah ambang tegangan minimum yang diperkenankan. Tegangan ini diperoleh dari kontak geser potensiometer VR2. Jika VS < VB maka keluaran A1 akan jenuh positip sehingga tegangan keluaran A2 akan mendekati tegangan catu. Sebaliknya jika VS > VB maka keluaran A2 akan jenuh negatip sehingga tegangan keluarannya akan mendekati nol. Oleh karena itu agar tegangan keluaran dari penguat A1 dan A2 mendekati nol maka besarnya tegangan VS haruslah :
VB < VS < VA
Nilai tahanan R3, R4, VR1 dan VR2 ditentukan sedemikian rupa agar kisar pengaturan VA memungkinkan kisar tegangan masukan dari 220V hingga 240V dan kisar pengaturan VA memungkinkan kisar tegangan masukan dari 200V hingga 220V.


3.3. Rangkaian Tunda
  
   Agar dapat mengabaikan kenaikan atau penurunan tegangan yang berlaku sesaat (transien), maka rele tegangan ini dilengkapi dengan rangkaian tunda. Untuk itu maka keluaran dari rangkaian pembanding selain diteruskan ke rangkaian penggerak rele keluaran, juga dilewatkan melalui suatu rangkaian tunda.

Rangkaian tunda ini terdiri dari VR3, C2 dan N1. Jika bernilai tinggi, keluaran penguat A1 dan A2 masing-masing akan meng-enable gerbang N2 dan N3. Selain itu, kedua keluaran ini juga akan mengisi kapasitor C2 melalui dioda D3 dan D4 dan VR3.
Kapasitor C2 ini berfungsi untuk menunda pengaktipan (enable) gerbang-gerbang N2 dan N3 melalui gerbang N1. Ketiga gerbang ini adalah gerbang AND dari keluarga CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Tujuan penggunaan CMOS adalah untuk mendapatkan nilai hambatan masukan yang mendekati tak terhingga agar tidak membebani kapasitor C2. Lamanya tundaan waktu adalah sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitor C2 agar tegangan jepitnya mencapai tegangan ambang (treshold) logika tinggi dari gerbang N1. Lamanya tundaan waktu dapat dinyatakan sebagai :
tD 0,7.VR3.C2 detik
Dengan mengatur nilai VR3 maka tundaan waktu ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.


3.4. Rangkaian Penggerak Rele Keluaran

    Rele tegangan yang dibahas mempunyai dua buah rele keluaran. Satu untuk menyatakan tegangan lebih dan satu untuk menyatakan tegangan kurang. Masing-masing rele ini digerakkan oleh suatu transistor bipolar.

Jika keluaran A1 bernilai tinggi pada akhir tundaan waktu ini maka keluaran gerbang N2 akan tinggi sehingga memberikan arus basis pada transistor Q1. Besarnya arus basis ini adalah :
IB = VOH-VBE / R6 – VBE / R7
dimana VOH : Tegangan keluaran logika tinggi N2
VBE : Tegangan basis-emiter Q1
Hal ini akan menyebabkan Q1 menghantar sehingga pada kolektornya akan mengalir arus sebesar :
IC = Hfe . IB
dimana hFE adalah faktor penguatan arus searah dari transistor yang digunakan. Arus kolektor ini akan menyebabkan rele RL1 bekerja.
Sebaliknya jika keluaran A2 yang bernilai tinggi pada akhir tundaan waktu ini maka keluaran gerbang N3 yang akan tinggi sehingga memberikan arus basis pada transistor Q2. Hal ini akan menyebabkan Q2 menghantar sehingga rele RL2 yang akan bekerja.
Dengan demikian maka akan tersedia satu kontak untuk tegangan lebih dan satu kontak untuk tegangan kurang. Untuk mendapatkan sinyal yang menyatakan keduanya maka untuk rele-rele RL1 dan RL2 dapat digunakan rele dengan dua kontak, dimana kedua kontak tersebut dihubungkan paralel atau seri, tergantung pada kebutuhan.

3.5. Rangkaian Catu Daya

   Opamp umumnya membutuhkan catudaya ganda yang berkisar antara ±6VDC hingga ±18VDC atau catudaya tunggal yang berkisar antara +12VDC hingga +36VDC. Gerbang CMOS membutuhkan catudaya tunggal yang berkisar antara +3VDC hingga +15VDC. Rele arus searah tersedia untuk tegangan-tegangan 6, 12, 24, 110, dan 220VDC. Agar dapat mencatu seluruh komponen yang digunakan pada rangkaian maka catuan yang dipilih adalah +12VDC. Untuk itu maka rele keluaran yang digunakan adalah rele dengan kumparan 12VDC. Tegangan catuan sebesar +12VDC dapat diperoleh dari catudaya yang diperlihatkan pada gambar-7. Pada catudaya ini, tegangan jala-jala diturunkan oleh trafo tegangan T2 ke nilai yang sesuai. Trafo ini sekaligus berfungsi untuk mengisolasi rangkaian dari tegangan jala-jala. Selanjutnya tegangan sekunder dari T2 disearahkan oleh pasangan dioda D7 dan D8 yang membentuk penyearah gelombang penuh, untuk selanjutnya ditapis oleh kapasitor C3 untuk menghilangkan kerut. Tegangan yang dihasilkan masih dipengaruhi oleh pembebanan. Oleh karena itu untuk menstabilkan tegangan ini digunakan regulator seri berupa suatu rangkaian terpadu atau IC (integrated circuit) tipe LM7812.

IC regulator ini akan mempertahankan tegangan keluarannya sebesar +12 VDC untuk tegangan masukan yang berkisar dari  +14 VDC hingga  +35 VDC.
Daya yang hilang atau disipasi daya pada regulator adalah :
PD (VIN – 12V).IL Watt
dimana PD : disipasi daya
VIN : tegangan masukan regulator
IL : arus beban

Disipasi daya ini akan diubah menjadi panas. Agar regulator tidak menjadi terlalu panas maka panas ini harus dibuang dengan menggunakan pendingin atau heatsink. Agar daya yang hilang tidak terlalu banyak maka VIN harus dibuat serendah mungkin, namun dapat mengantisipasi turun naiknya VIN disebabkan oleh perubahan arus beban dan turun naiknya tegangan jala-jala.
Keluaran dari regulator ini ditapis lebih lanjut oleh kapasitor C6 untuk menghiangkan kerut sehingga pada keluaran regulator akan diperoleh tegangan searah sebesar +12VDC yang benar-benar stabil dan bebas kerut.
Kapasitor C4 dan C5 berfungsi untuk menjamin agar IC regulator tidak berosilasi, sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.


     Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain ialah:
1.Rele arus lebih dapat dibuat dengan menggunakan rangkaian elektronik yang        sederhana.
2.Besarnya arus nominal dapat diatur dengan menggunakan CT dengan perbandingan  yang sesuai.
   Beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai elemen kontrol penting. Relay merupakan saklar elektromagnetik yang berfungsi untuk memutuskan, membuat atau mengubah satu atau lebih kontak elektrik. Ada beberapa macam relay yang terdapat di pasaran. Pada pokoknya relay digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian. Relay dapat berupa IC, transistor dan relay mekanis. Dalam perancangan alat, penulis menggunakan relay mekanis karena lebih awet dan mudah dalam pemakaiannya.
Relay pengendali elektromagnetis (an electromechanical relay = EMR) adalah saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on/off dengan pemberian energi elektromagnetis, yang membuka atau menutup kontak pada rangkaian. EMR mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronis. Misalnya EMR dapat digunakan pada kontrol dari kran-daya cairan dan di berbagai macam kontrol urutan mesin, misalnya operasi pengeboran (tanah), pengeboran (plat), penggilingan dan pengerindaan.
Relay biasanya hanya mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak. Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang bergerak dipasang pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai normally open (NO) dan normally close (NC). Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan kontak NO dan membuka kontak NC. Jarak gerak plunger biasanya pendek yaitu sekitar 0,25 inchi atau kurang.
Kontak NO akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga. Kontak NC akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai kontak yang tampak dengan kumparan tidak diberi daya. Sebagian besar relay kontrol mesin mempunyai beberapa ketentuan untuk pengubahan kontak NO menjadi NC, atau sebaliknya. Itu berkisar dari kontak sederhana (flip-over) untuk melepaskan kontak dan menempatkan kembali dengan perubahan lokasi pegas.
Banyak EMR yang mempunyai beberapa perangkat kontak yang dioperasikan dengan kumparan tunggal. Misalnya relay yang digunakan untuk mengontrol beberapa operasi penghubungan dengan arus tunggal terpisah. Dengan saklar membuka, kumparan ICR dihilangkan tenaganya. Rangkaian pada lampu pilot hijau terhubung melalui kontak NC ICR 2, sehingga lampu tersebut akan menyala. Pada saat yang sama rangkaian pada lampu pilot merah terbuka melalui kontak NO ICR 1, sehingga lampu tersebut akan padam. Kalau saklar tertutup, maka kumparan diberi tenaga. Kontak NO ICR 1 menutup pada saklar lampu pilot merah menyala. Pada waktu yang sama, kontak NC ICR 2 membuka untuk menghidupkan lampu pilot hijau.

Pada umumnya relay kontrol digunakan sebagai alat pembantu untuk kontrol penghubung rangkaian dan beban. Misalnya, motor kecil, solenoida dan lampu. EMR dapat digunakan untuk mengontrol rangkaian beban tegangan tinggi dengan rangkaian kontrol tegangan rendah. Ini memungkinkan sebab kumparan dan kontak dari relay secara listrik terosilasi satu sama lain. Dari segi keamanan, rangkaian tersebut mempunyai perlindungan ekstra bagi operator. Misalnya, menggunakan relay untuk mengontrol rangkaian lampu 220 Volt dengan rangkaian kontrol pada relay 12 Volt. Lampu akan dirangkai seri dengan kontak relay pada sumber 220 Volt.Saklar dirangkai seri terhadap kumparan relay pada sumber 12 Volt. Pengoperasian saklar adalah dengan memberi energi atau menghilangkan energi kumparan. Hal ini pada gilirannya akan menutup atau membuka kontak pada saklar on/off lampu.
Aplikasi pokok relay yang lain adalah untuk mengontrol rangkaian beban arus tinggi dengan rangkaian kontrol arus rendah. Hal ini memungkinkan karena arus yang dapat ditangani oleh kontak dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan untuk mengoperasikan kumparan. Kumparan relay mampu dikontrol dengan sinyal arus rendah dari rangkaian terpadu dan transistor.Pada rangkaian tersebut, sinyal kontrol elektronis menghidupkan atau mematikan transistor yang pada gilirannya menyebabkan kumparan relay diberi energi atau dihilangkan energinya. Arus pada rangkaian kontrol yang terdiri dari transistor dan kumparan relay sangat kecil. Arus pada rangkaian daya, yang terdiri dari kontak-kontak dan motor kecil, jauh lebih besar dalam perbandingan.
Tingkat tegangan pada kumparan relay yang diberi energi, menyebabkan penghubungan kontak yang disebut tegangan pick-up (tegangan tarik). Setelah relay diberi energi, tingkat tegangan pada kumparan relay di mana kontak kembali pada kondisi tidak dioperasikan disebut tegangan drop out (tegangan lepas). Kumparan relay dirancang untuk tidak lepas sampai penurunan tegangan pada penurunan tegangan minimum sekitar 85% dari tegangan kerja. Kumparan relay juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan meningkat pada 85% tegangan kerja. Pada umumnya kumparan akan beroperasi terus-menerus pada 110% dari tegangan kerja, tanpa merusakkan kumparan. Kumparan relay sekarang dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini mambantu mengurangi penyerapan kelembaban dan meningkatkan kekuatan mekanis.
Ada juga perbedaan arus pada kumparan relay pada waktu kumparan pertama kali diberi energi dengan ketika kontak dioperasikan secara penuh. Ketika kumparan diberi energi, plunger ke luar dari posisinya. Karena celah yang terbuka pada rangkaian (lintasan magnet), arus pertama kali pada kumparan adalah besat. Tingkat arus pada waktu itu disebut arus in rush (arus kejut). Pada saat plunger bergerak ke kumparan, menutup celah, tingkat arus turun pada harga yang lebih rendah. Harga yang lebih rendah itu disebut arus segel (sealed). Arus kejut hampir 6 sampai 8 kali arus segel.
Relay elektromekanis dibuat dalam berbagai jenis untuk berbagai aplikasi. Kumparan relay dan kontak mempunyai ukuran kerja yang terpisah. Kumparan relay biasanya dirancang bekerja pada pengoperasian dengan arus DC atau AC, tegangan atau arus, tahanan dan daya pengoperasian normal. Kumparan relay yang sangat peka dirancang untuk bekerja pada rentang miliampere rendah, sering dioperasikan dari transistor atau rangkaian terpadu.
Apabila relay digunakan pada suatu aplikasi, maka langkah pertama adalah harus menentukan tegangan kontrol (kumparan) pada relay yang akan bekerja. Terdapat kumparan yang mencakup sebagian besar tegangan standard.
Relay berbeda dalam jumlah dan susunan kontak. Meskipun ada beberapa kontak dengan single break (satu titik kontak) yang digunakan pada relay industri, sebagian relay yang digunakan pada kontrol peralatan mesin mempunyai kontak dengan double break. Semua kontak memantul pada saat penutupan, dan pada relay pengoperasian cepat, hal ini dapat menjadi sumber masalah. Penggunaan kontak double break (dua titik kontak) mengurangi masalah ini.
Spesifikasi kontak relay yang paling penting adalah ukuran kerja arus. Ini menunjukkan besarnya arus maksimum yang dapat ditangani kontak. Tiga ukuran kerja arus umumnya yaitu, kapasitas menghubungkan kontak “in-rush”, kapasitas normal (kapasitas mengalirkan terus-menerus) dan kapasitas membuka (kapasitas memutuskan.
Kontak juga dirancang untuk kemampuan kerja tingkat tegangan AC atau DC yang dapat beroperasi. Oleh karena itu, sebagian besar relay yang digunakan pada rangkaian kontrol yang ukuran kerja kontaknya lebih rendah (0 sampai 15 ampere dan maksimum pada tegangan 600 Volt), menunjukkan tingkat arus yang dikecilkan pada tempat relay bekerja. Meskipun relay kontrol dari berbagai pabrik berbeda dalam penampilan dan konstruksi, relay tersebut dapat dimanfaatkan pada sistem pengawatan kontrol jika spesifikasinya cocok dengan permintaan tegangan sistem.
Sebagian besar kontak dibuat dari campuran perak dibandingkan dari tembaga. Bahan ini digunakan karena konduktivitas perak yang bagus. Oksida perak yang membentuk pada kontak adalah penghantar listrik yang bagus. Meskipun kontak kelihatan jelek dan bernoda, namun kontak-kontak tersebut masih dapat beroperasi dengan normal.
Relay adalah saklar elektromagnetik. Dengan kata lain itu diaktifkan ketika arus diterapkan untuk itu. Biasanya relay yang digunakan dalam rangkaian sebagai jenis switch (karena anda akan lihat di bawah). Ada berbagai jenis relay dan mereka beroperasi pada tegangan yang berbeda.

Bagian utama dari relay adalah kumparan di pusat. Sebuah kecil arus yang mengalir melalui kumparan di relay menciptakan sebuah medan magnet yang menarik satu kontak saklar melawan atau jauh dari yang lain. Puting itu sederhana, ketika arus diterapkan ke kontak pada satu sisi kumparan relay memungkinkan kontak di sisi lain untuk bekerja.

Biasanya relay digunakan untuk mengaktifkan sirkuit kedua. Rangkaian pertama mengaktifkan relay yang kemudian 'menyalakan' sirkuit kedua.

Ada lagi jenis relay yang disebut solenoid yang pada dasarnya bekerja pada prinsip yang sama. solenoid elektromagnet terdiri dari kawat membungkus sebuah tabung berisi silinder besi disebut "plunger". Ketika listrik dipasok ke kumparan kawat, "plunger" bergerak melalui tabung dan mengaktifkan saklar.


1 comment:


  1. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI WWW(dot)MEDIAQQ(Dot)COM

    Semuanya hanya ada di MEDIAQQ

    Kami menyediakan 7 jenis permainan ni:
    1. PLAY AduQ
    2. BANDAR POKER
    3. PLAY BANDARQ
    4. CAPSA SUSUN
    5. PLAY DOMINO 99
    6. PLAY POKER
    7. SAKONG

    Untuk masalah deposite dan withdraw kami minimal 15.000 ribu saja.
    Dengan 15.000 ribu saja sudah bisa bermain 7 game tersebut
    dan mencoba hoki masing-masing lo.
    Dan kami akan memproses Deposite dan Withdraw
    cuma dengan waktu kurang dari 5 menit, bagaimana cepat kan bosku.

    MEDIAQQ juga menyediakan layanan live chat 24 jam nonstop.
    Jika bosku mengalami kesulitan dalam mendaftar atau kurang mengerti.
    Anda dapat menghubungi kami melalui livechat,BBM,SKYPE atau pun Facebook.
    Kami akan siap 24 jam bosku untuk melayani anda
    dan mengatasi semua keluhan anda.

    Kami juga mempunyai macem-macem bonus bosku:
    1. BONUS TURN OVER 0.3%
    2. BONUS REFFERAL 20%

    yuk buruan daftarkan diri anda ke website kami di www(Dot)MEDIAQQ(Dot)com


    ReplyDelete

Read more: http://www.japarus.com/2012/03/cara-menambah-rating-bintang-di.html#ixzz2Ln7si4u6
▲Top▲